Kamis, 14 Maret 2013

Kelenteng Hok Tek Bio Sokaraja

Kelenteng Hok Tek Bio Sokaraja akhirnya saya kunjungi juga, dengan menyeberangi Jalan Jenderal Sudirman Sokaraja lantaran pintu pagar kelenteng terlihat tertutup dan tidak ada tempat parkir di sisi kiri jalan. Sementara itu Tri mencari tempat parkir setelah belok kanan di pertigaan jalan.
Namun setelah sampai di dekat pagar kelenteng, ternyata pintu tidak digembok sebagaimana saya duga, sehingga dengan menggeser pagar saya pun bisa melangkah masuk ke dalam. Kelenteng Hok Tek Bio Sokaraja masih terlihat sepi pagi itu.
Kelenteng hok tek bio sokaraja
Tampak muka Kelenteng Hok Tek Bio Sokaraja yang terlihat cantik dengan sepasang naga berebut mustika diwuwungan gapura.
Gapura Kelenteng Hok Tek Bio Sokaraja ini letaknya terpisah dari bangunan utama kelenteng, sekitar 1,5 meter di depannya. Namun karena tidak ada tembok di kiri kanannya maka gapura ini terlihat agak unik.
Di bawah tulisan nama kelenteng, di atas tiang sebelah kiri terdapat lukisan relief burung hong, dan di tiang sebelah kanan ada relief naga. Sedangkan di keempat tiangnya terdapat relief lukisan daun, buah, bunga, seruling, pohon bambu, obor, pedang, kipas, dan labu.
Pada kedua sisi dinding luar terdapat pula relief lukisan dewa berpakaian perang dengan tangan memegang pedang terhunus yang berdiri melayang di atas awan.
Kelenteng hok tek bio sokaraja
Sebuah lukisan pada salah satu dinding ruang tengah Kelenteng Hok Tek Bio Sokaraja.
Ruang tengah Kelenteng Hok Tek Bio Sokaraja ini setengah terbuka. Ada bagian tanpa dinding di kiri kanan ruangan diselang-seling dengan tembok. Pada tembok itulah terdapat lukisan dinding yang besar dan indah. Lukisan ini merupakan sumbangan Soegiarto dari Mojokerto, diberikan pada 10 Oktober 2002.
Kelenteng hok tek bio sokaraja
Lukisan pada dinding lain Kelenteng Hok Tek Bio Sokaraja, menggambarkan seorang raja dengan panglima perang dan seorang sastrawan. Belakangan baru saya ketahui bahwa yang saya kira raja adalah Kwan Kong, panglima perang itu adalah pengawal setianya bernama Ciu Chong, serta yang berpakaian sastrawan adalah anak angkatnya bernama Koan Phing.
Lukisan ini juga sumbangan Soegiarto pada 10 Oktober 2002. Sayang saya tidak mengetahui makna masing-masing lukisan itu. Hanya ada petugas yang bersih-bersih saat itu, yang kebetulan tidak tahu banyak.
Kelenteng hok tek bio sokaraja
Lukisan Dewi Kwan Im Kelenteng Hok Tek Bio Sokaraja, digambarkan tengah duduk di atas bunga teratai, dilayani seorang dayang kecil dan seekor naga bersisik hijau dengan garis kuning di perutnya.
Lukisan cantik ini merupakan sumbangan Oeng Hie In dari Jian Wan Cowloon, Hongkong, juga diberikan pada 10 Oktober 2002.
Kelenteng hok tek bio sokaraja
Lukisan Dewi Kwan Im lainnya di Kelenteng Hok Tek Bio Sokaraja.
Lukisan ini disumbangkan oleh Oeng Fa Sing, Fujing, Fujian, Cina, yang juga diberikan pada 10 Oktober 2012. Entah ada peristiwa apa pada tanggal itu, sehingga sumbangan lukisan-lukisan itu semuanya diberikan pada hari yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar