Kamis, 14 Maret 2013

Lokawisata Baturaden

Lokawisata Baturaden adalah sebuah obyek wisata menarik yang terletak di pinggang Gunung Slamet (+3.432m), sekitar 14 km sebelah utara Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Gunung yang menjulang tinggi itu bisa dilihat dengan jelas dari rumah keluarga di sebuah dusun bernama Mersi, Purwokerto Wetan.
Kunjungan terakhir saya ke Purwokerto memakan waktu sekitar 5 jam dengan kereta pagi dari Jakarta, atau 2-3 jam lebih cepat dibandingkan dengan mengendarai mobil. Biasanya hal pertama yang saya lakukan ketika tiba di Purwokerto adalah menikmati Soto Jalan Bank, di Jalan Bank, di jantung kota Purwokerto.
Adalah dalam perjalanan menuju Soto Jalan Bank, saya melihat papan nama Museum BRI di sudut Jl. Bank, dan karenanya saya pergi ke sana setelah menikmati lezatnya soto. Namun saat itu sudah lewat jam 11.30, hari Jumat, dan pintu museum telah ditutup, sehingga saya pun pergi ke Masjid Agung Purwokerto untuk Jumatan.
Lokawisata Baturaden
Masjid Agung Purwokerto, dengan latar depan seorang pria tengah melangkah di atas hamparan rumput hijau dekat sebuah tanda yang berbunyi “Dilarang berjalan di atas rumput”…
Saya pun naik taksi dari depan Alun-alun Purwokerto ke Baturaden dengan ongkos tetap Rp.25.000 sekali jalan, yang merupakan tarif resmi untuk pergi ke Baturaden. Ketika pulang ke Purwokerto dari Baturaden saya naik angkot yang cukup nyaman dengan ongkos Rp.5.000.
Tiket masuk ke daerah Lokawisata Baturaden adalah Rp3,000 per orang. Baturaden merupakan kompleks wisata yang sangat luas dimana pengunjung bisa menikmati pemandangan indah lereng Gunung Slamet, bermain di kolam renang, air terjun, atau berjalan kaki ke sumber air panas di Pancuran-3 dan Pancuran-7, dan menyenangkan anak di area permainan.
Lokawisata Baturaden
Sebuah monumen yang terletak beberapa meter dari gerbang pintu masuk Lokawisata Baturaden, didirikan sebagai peringatan untuk mengenang para anggota Brigade XVII Tentara Pelajar Kompi Purwokerto yang gugur dalam pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, antara tahun 1940-1949.
Lokawisata Baturaden
Diorama di Lokawisata Baturaden yang menggambarkan legenda Raden Kamandaka, atau Lutung Kasarung, nama-nama samaran yang digunakan oleh Banyak Cotro selama pengembaraannya untuk mencari pasangan hidup, yang membawanya ke Kadipaten Pasir Luhur, sebuah daerah di abad 14 yang berada di sekitar Baturaden. Banyak Cotro adalah seorang pangeran, anak tertua dari permaisuri pertama Raja Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran.
Ini merupakan sebuah legenda yang menggambarkan hubungan diantara pusat kekuasaan di Jawa Barat dan Jawa Tengah di masa silam dengan akhir bahagia, tidak sebagaimana dengan cerita tragis Perang Bubat yang membawa kejatuhan Mapatih Gajah Mada dari tampuk kekuasaan,
Lokawisata Baturaden
Anak tangga yang menuju ke kompleks makam yang dikeramatkan di Lokawisata Baturaden. Tempat ini konon merupakan petilasan Gusti Kenconowungu dan Raden Kamandaka. Kenconowungu diduga adalah kerabat dekat keluarga Kesultanan Surakarta.
Lokawisata Baturaden
Jajaran hutan pinus di latar belakang, dan Sungai Gumawang di bagian depan, pemandangan asri Lokawisata Baturaden.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar